Termasuk sifat yang membinasakan adalah dengki kepada sesama
muslim dan senang apabila orang lain tertimpa musibah, memendam permusuhan,
berbuat curang, menaruh dendam, sedikit rasa kasih rerhadap kaum muslimin dan
berburuk sangka kepada mereka.
Semua itu adalah sifat-sifat yang membinasakan. Cukuplah mengenai
kejelekan bahwa Allah SWT menyuruh Rasulullah SAW memohon perlindungan dari
kejahatan orang yang dengki sebagaimana Dia menyuruhnya memohon perlindungan
dari kejahatan setan.
Nabi SAW bersabda: jauhkan dirimu dari sifat dengki karena
kedengkian itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu
Nabi SAW bersabda: tidaklah berkumpul dalam rongga badan
seorang hamba, iman dan sifat dengki.
Nabi Saw bersabda: janganlah kamu saling mendengki, janganlah
kamu saling membenci dan janganlah kamu saling menjauhi.
Hasad (dengki) artinya manusia merasakan kesempitan dalam
dada dan hatinya serta ketidaksukaan kepada nikmat yang diberikan Allah kepada
salah seorang hamba-Nya dalam agama atau dunianya sehingga ia menyukai
hilangnya nikmat itu darinya. Boleh jadi ia menginginkan hal itu, meskipun
nikmat itu tidak beralih kepadanya.
Itu adalah puncak kejahatan. Maka siapa yang merasakan
kedengkian ini terhadap sesama muslim, iapun membenci perasaan itu, dan
menyembunyikan dalam hatinya serta tidak menampakan dalam perkataan maupun
perbuatan. Barangkali dengan cara itu ia selamat dari kejahatannya.
Disebutkan dalam Hadist: tiga perkara yang tidak
seorangpun luput darinya, yaitu rasa iri, berburuk sangka. Maukah kuberitahukan
kepada kalian jalan keluar dari semua itu? Apabila engkau iri janganlah engkau
berbuat aniaya, apabila engkau berprasangka janganlah engkau memastikannya,
apabila melihat pertanda buruk teruskanlah.
Yakni janganlah engkau mundur dari urusan yang ingin engkau
kerjakan.
Apabila orang iri melakukan kebaikan dari apa yang
dikehendaki oleh sifat dengki, yakni dengan memuji orang yang menjadi
sasarannya dan berusaha menghormati dan menolongnya, maka ia melakukan kebaikan
dalam hal itu. Ini obat yang paling mujarab dalam menghilangkan kedengkian.
Tiada masalah dengan rasa iri, yaitu bila engkau menginginkan
untuk dirimu seperti nikmat yang engkau lihat pada saudaramu dari karunia
Allah.
Kemudian jika hal itu merupakan nikmat agama seperti ilmu dan
ibadah, maka hal itu terpuji. Jika merupakan nikmat duniawi seperti harta dan
kedudukan yang mubah maka hal itu tidak boleh dan mubah.
Adapun menyukai kecelakaan bagi seorang muslim dan
menyembunyikan kecurangan, permusuhan dan dendam, maka cukuplah sebagai
pencegah bagimu sabda Nabi Saw: tidaklah seorang dari kamu beriman hingga ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Nabi SAW bersabda: barangsiapa mencurangi kaum muslimin,
maka ia tidak termasuk golongan mereka.
Nabi SAW bersabda: jika engkau sanggup diwaktu pagi dan
sore tidak mempunyai keinginan untuk berbuat curang didalm hatimu terhadap
seseorang, maka lakukanlah dan itu sunahku.
Adapun sedikitnya belas kasih dan saying terhadap kaum
muslimin, maka hal itu menunjukan kekerasan hati dan kekasaran serta
kebengisan. Semua itu tercela dan buruk.
Nabi SAW bersabda: sayangilah makhluk yang dibumi, niscaya
TUhan yang ada dilangit menyayangimu.
Nabi SAW bersabda: sayangilah orang lain, niscaya engkau disayang.
Sesungguhnya Allah menyayangi para hamba-Nya yang penyayang.
Nabi SAW bersabda: tidaklah rasa kasih sayabg dicabut,
kecuali dari orang yang sengsara.
Barangsiapa tidak merasakan dalam hatinya rasa kasih saying kepada
semua orang, terutama orang-orang yang mengalami musibah dan bencana, lemah dan
miskin, maka hal itu menunjukan kebengisan hatinya dan kelemahan imannya serta
kejauhannya dari Tuhannya.
Adapun berburuk sangka kepada kaum muslimin, maka perbuatan
itu tercela dan buruk.
Nabi SAW bersabda: dua perkara tidak ada melebihi
kelebihannya, yaitu baik sangka kepada Allah dan baik sangka kepada para hamba
Allah. Dan dua perkara tidak ada melebihi keburukannya, yaitu buruk sangka
kepada Allah dan buruk sangka kepada para hamba Allah.
Buruk sangka kepada kaum muslimin artinya berburuk sangka
kepada mereka mengenai perkataan dan perbuatan mereka yang lahirnya adalah
baik, namun engkau berprasangka lain dari yang mereka tampakan. Ini adalah
puncaknya.
Termasuk pula penilaian buruk atas perkataan dan perbuatan
mereka yang mengandung kemungkinan baik dan buruk, meskipun bisa menilainya
baik. Akan tetapi macam ini lebih ringan daripada yang pertama. Sedangkan yang
mengandung kemungkina baik dan buruk, maka engkau tetap menganggapnya baik.
Maka lakukanlah dengan cara itu sekuat tenagamu dan minta
tolonglah kepada AllahSWT. Hanya Allah yang memberi taufik.
Wallahu ‘alam bishawab.
0 comments:
Post a Comment